ISTIGHOSAH BERSAMA WAMUR JELANG UJIAN NASIONAL 2012.


Kegiatan yang digelar tersebut dilakukan untuk mendoakan para siswa kelas VI agar dapat mengerjakan soal dengan lancar dan lulus dalam UN.

Kepala MI Negeri Bulusari, Drs.Pardi,MPdI mengatakan, acara istighosah menjelang UN memang rutin digelar. ‘’Kami berdoa supaya semua siswa dimudahkan dalam mengerjakan soal UN nanti,’’ terang beliau saat mengisi sambuatan setelah istighosah yang dipimpin oleh koord keagamaan MIN Bulusari M.Fauzi, S.Ag dan didampingi oleh PKM Keiswaan Marsam, SPdI.

Salah seorang pelajar MIN Bulusari, Utiy Dewi Zuhruyah (12 tahun), mengungkapkan, awalnya para siswa merasa khawatir dengan semakin mendekatnya pelaksanaan UN. ‘’Kalau tidak lulus pasti saya dan siswa lain malu,’’ terang dia. Pasalnya, ujar putri pertama pasangan Drs.Syaifudin Zuhri (Guru SMPN Beji ) dan Masruroh,S.Ag ( Wali Kelas VI MIN Bulusari) , ia harus mempertanggungjawabkan hasil UN kepada orangtua dan guru. Sehingga kegiatan doa bersama ini diharapkan mempermudah para siswa dalam mengerjakan soal-soal UN dan mendapat nilai yang bagus. *
Pada Pelaksanaan Ujian Nasional hari Pertama, Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bulusari terasa berbeda dan berkesan pada saat ada memonitoring pelaksaan UN pada hari senin, 07 Mei 2012 tersebut, pasalnya MIN Bulusari Kedatangan para tamu istimewa secara bersamaan tiba di lokasi diantara mereka adalah Drs.H.Barnoto, MPdI ( Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan) bersama rombongan dan M. Dahlan, S.Pd, MM (Kepala Unit Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Gempol , H.Heru Farianto, S.Sos, M.Si (Camat Gempol ) dan Kapolsek Gempol Kompol Slamet Riyadi yang berdatangan secara bersamaan pada pukul 09.00 WIB. mereka di sambut dengan hangat oleh Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bulusari Drs.Pardi,MPdI bersama panitia Ujian Nasional . *By Sutrhsno Ms, S.Pd.I
Oleh: Khoirul Anam, SPdI*

مااكتسبت
لهاما كسبت وعليها
Dalam hal
Sosial Al-Qur’an memerintahkan anak bertindak Hormat, patuh pada Orangtua
termasuk Ibu, dalam Hadist janganlah engkau berkata ah, cis pada
ibumu sebab yang demikian Alloh Swt melaknatnya. Pernikahan penyatuan 2 insan
berbeda jenis bertujuan mempertahankan keturunan serta menciptakan spiritual
Harmoni (QS Arrum :21), demikian juga dengan Hadist mengatur Istri harus
diperlakukan dengan baik.
Pemaparan
kondisi perempuan dlm Islam memperlihatkan bahwa posisi perempuan diangkat
harkat martabatnya ketika Islam datang. Islam menghapus segala bentuk kekerasan
diskriminasi, pelecehan trhadap perempuan, dg demikian tiada bukti bahwa
perempuan dlm Islam dipandang rendah dari laki-laki.
21 April
(RA. Kartini) telah berlalu, perempuan Indonesia boleh berbangga diri,
karena RA Kartini dianggap sebagai pendobrak ketertinggalan kaum perempuan
Indonesia pada zaman Kolonial. Karenanya penegak Emansipasi perempuan
memposisikan kartini sebagai Tokoh yg tak bisa ter abaikan perannya, betapa
tidak ketika peradaban Perempuan Indonesia pada posisi yang rendah.
Para pejuang
emansipasi Wanita mendamba adanya kesetaraan Wanita dan laki2 dalam segala
bidang. Tak heran bila hingga saat ini emansipasi menjadi bingkai favorit di
kalangan pejuang kesetaraan Gender, bahkan sebagian perempuan lain
memaknai emansipasi adalah sebuah “Pemberontakan”.
Emansipasi
(emancipatio) berarti pembebasan dari tangan kekuasaan, Kamus besar bahasa
Indonesia memaknai: proses pelepasan diri para Wanita dari kedudukan ekonomi
rendah serta pengekangan Hukum yg membatasi kemungkinan untuk berkembang dan
maju.
Berkaitan
hal itu Islam mengakui adanya pembedaan (distinction) tapi
menolak perbedaan (discrimination). Fitrah laki, perempuan memang
tidak sama, namun justru perbedaan tersebut membuat laki-laki, perempuan
menjadi saling melengkapi sebagai kesatuan yang utuh, sedangkan diskriminasi
hanya menguntungkan sepihak dan merugikan yang lain. Islam hanyalah penyelarasan
sesuai Kodratnya, bukan pengekangan. Contoh lagi Cut Nyak Dien dari tanah
rencong yang gigih berjuang menyelamatkan Syariat Islam dari upaya pemusnahan
kaum Kolonial, saat itu masyarakat Aceh (tanah rencong) benar-benar Istiqomah
dengan ajaran Islam, saat itu pula peluang sangat terbuka untuk menjadi seorang
pemimpin, bahkan panglima perang termasuk kaum perempuan, dan perjuangan Cut
Nyak Dien layak mendapat posisi yang Agung.
Terkait
emansipasi, sesungguhnya sejak masa nabi tak sedikit perempuan yang merajai
berbagai lini kehidupan, Islam telah membuka ruang kreatifitas bagi perempuan
diantaranya: Sayyida Khodijah Al-Kubro (istri Rosululloh) seorang pebisnis
sukses, Zainab Binti Jahsy penyamak Kulit terkenal, Qilat Ummi bani Anmar
Piawai dalam berdagang, Al-Syifa’ Skretaris Pasar Madinah ternama pada waktu
itu, Ummu Sulaiman yang menikah dengan Abu Thalhah dan Islam sebagai “Mahar”
nya.
16 abad
lalu, ajaran Islam dengan rinci mengakomodasi perlindungan dan keadilan bagi
kaum perempuan yang semua telah tersurat dalam Al-Quran serta tersirat dalam
Hadist.
Hanya saja
ketika ajaran Islam meluas ke seluruh dunia, di bebarapa daerah masih terjadi
pengekangan terhadap perempuan, di mana aturan pengekangan tersebut adalah
Produk budaya setempat yg dijadikan “Sekat” dg mengatasnamakan ajaran
Islam.
Ajaran agama
memang bagus, akan tetapi tak semua penganut, pemeluknya sebagus Agamanya.
Wallohul Muqwafiq Ilaa Aqwamithoriq Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
PERINGATAN 2 M E I PENDIDIKAN NASIONAL
Oleh: Khoirul Anam*

memiliki makna sebagai guru yang mengajarkan kebaikan, keluhuran, keutamaan. Pendidik atau sang Hajar adalah seseorang memiliki kelebihan di bidang keagamaan & keimanan, sekaligus masalah sosial kemasyarakatan (Civil Cociety). Modelnya adalah Kyai Semar (menjadi perantara antara Tuhan &manusia, mewujudkan kehendak Tuhan di dunia). Sebagai pendidik yang merupakan perantara Tuhan maka guru sejatinya adalah berwatak Pandita: yaitu mampu menyampaikan kehendak Tuhan dan membawa keselamatan. Manusia merdeka adalah tujuan pendidikan Taman Siswa (sekolah yg didirikan Ki Hajar Dewantara) pada waktu itu. Merdeka secara fisik, mental & rohani. Namun kemerdekaan pribadi dibatasi tertib damainya kehidupan bersama, ini mendukung sikap seperti keselarasan, kekeluargaan, musyawarah, toleransi, kebersamaan, demokrasi, tanggungjawab dan disiplin. Sedang maksud pendirian Taman Siswa adalah membangun budaya sendiri (Ing Madyo mangun karso), jalan hidup sendiri dg mengembangkan rasa merdeka pada hati setiap orang melalui media pendidikan yg berlandaskan aspek nasionalis sesuai ajaran baik yang telah dianut (Tut Wuri handayani).
Akhirnya tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia. Pendidikan diharapkan menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih manusiawi, berguna, berpengaruh di masyarakat, bertanggungjawab atas hidupnya, oranglain serta pada Tuhannya (beriman, bertaqwa) berwatak luhur, berkeahlian. Setelah dimiliknya hal-hal tersebut, maka dengan sendirinya seseorang akan mendapatkan
Reward baik dari pendidik, oranglain, ataupun dari Sang pencipta. Sesuai janji Alloh dalam Al-Qur’an :
ير فع الله الذين امنوا منكم والذين اوتوا العلم درجت
“Alloh akan mengangkat Derajat mereka Orang-orang yang beriman dan berilmu”. Demikian semoga ada Guna dan manfaat bagi keluarga besar MIN Bulusari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar