Kesiswaan

Rabu, 12 Oktober 2011

MENGENANG ALMARHUM BAPAK GURU MIN BULUSARI


Sabtu, 03 September 2011, pukul 20.55 WIB, nada “suara lagu india” di HP saya berdering. Pak tris, Abi ndak ada malam ini.!”Suara wanita dalam handphone.  Innalillahi wainnaillaihi raji’un.”Gumamku dalam hati. Tolong sampaikan ke pak pardi, cz hp.nya nggak bisa dihubungiPesan Bu Binti dari telpon. 10 Menit kemudian Aba Mu’id menelpon dengan pesan dan kabar yang sama, lima menit lagi pak Taji juga memberikan berita duka tersebut. Tak lama kemudian inbok kubuka Telah berpulang ke rahmatullah, Abi Dalim, malam ini pada pukul 20.30”. Demikian inti pesan singkat yang saya terima dari Bu Alifah di layar HP. Kabar itu sungguh mengejutkan. Yang kemudian pesan tersebut saya teruskan ke semua nomor teman-teman yang ada di contak  handphone saya.
Kabar meninggalnya Achmad Dalim telah mengagetkan banyak orang. Kiprahnya dalam menyiarkan pendidikan agama Islam di madrasah maupun di masyarakat memang sudah tidak asing lagi. Tokoh masyarakat kelahiran Pasuruan, 16 Maret 1958 ini sering melakukan dakwah, baik di masjid, di lingkungan masyarakat dan madrasah ibtidaiyah yang dirintisnya sejak tahun 1974 bersama Kyai Anwar dkk. Pengabdian beliau di dunia pendidikan semata-mata hanya mencari barokah dalam melakoni perjalanan hidupnya. Bersama dengan sang istri, Fauziyah,S.PdI, beliau mengabdi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bulusari ini ketika madrasah ini masih bernama MI Nurul Huda. Lelaki yang juga pernah menjabat kepala MI Nurul Htda ini selalu berusaha memberikan pendidikan agama semaksimal mungkin kepada para siswa. Makanya, tak heran, jika sebagian siswa-siswi  yang diasuhnya puluhan tahun kemudian menjadi ulama bahkan tidak sedikit menjadi orang yang sukses. Kedisiplinan menuntut ilmu serta menjalankan ibadah yang diterapkan Abi Dalim kepada para muridnya memang tidak tanggung-tanggung. Ini tentu pernah dialami bagi siapa saja yang pernah sekolah di madrasah tersebut.
Ya, ya, Almarhum memang dikenal sebagai sosok yang sederhana, jujur, dan rendah hati. Kecintaannya pada pendidikan dan agama yang diterapkan di madrasah agaknya membuat almarhum tak pernah berambisi menjadi seorang pejabat atau pegawai, meski kesempatan untuk itu sangat terbuka luas. Hingga meninggal, Abi Dalim masih tercatat sebagai guru senior  dan PKM Humas di MIN Bulusari. Beliau pula yang selalu menjadi panutan, penasehat dan sesepuh MIN Bulusari. Lelaki yang memimpin istighosah rutin setiap jum’at pagi serta menjadi khotib keliling di masjid Gempol dan sekitarnya ini juga dikenal sebagai sosok yang gigih dan pantang menyerah. Selain dikenal sebagai sosok yang gigih dan pantang menyerah, Abi Dalim juga memiliki ide-ide cemerlang dan kritis tentang ranah dunia pendidikan.
Kini, Abi Dalim telah tiada. Saya dan tentu saja keluarga besar MIN Bulusari benar-benar merasa kehilangan atas kepergian sosok bersahaja yang selalu memancarkan sikap optimis dalam menghadapi tantangan hidup itu. Almarhum adalah sosok “mahaguru” sejati sekaligus juga sahabat dalam keseharian, yang tak pernah lelah membangun semangat berbagi, bersilaturahmi, dan membangkitkan kesadaran akan pentingnya pendidikan berbasis religi di tengah dinamika peradaban global yang makin rumit dan kompleks.
Selamat jalan, Abi Dalim. Semoga dilapangkan jalanmu menuju ke haribaan-Nya, diampuni segala dosa-dosamu, dan diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Meski jasatmu telah tiada, nilai-nilai keteladanan, pemikiran, dan kebersahajaanmu merupakan warisan tak ternilai bagi kami. Saya dan keluarga besar MIN Bulusari turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan. Amiin. ** By. Sutrisno



Tidak ada komentar:

Posting Komentar